Minggu, 25 November 2012

PERAN BK DALAM PROSES BELAJAR DAN PEMBELAJARAN



A. PENDAHULUAN
1.         Latar Belakang Masalah
                 Sekolah merupakan lembaga formal yang berfungsi membantu khususnya orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka. Sekolah memberikan pengetahuan, keterampilan, kemandirian dan sikap kepada anak didiknya secara lengkap sesuai dengan yang mereka butuhkan. Dalam hal ini tidak hanya guru yang ikut berperan aktif dalam tujuan pendidikan disekolah tetapi konselor juga ikut serta dalam kegiatan pendidikan.
                 Dalam proses pembelajaran siswa setiap guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. Harapan tersebut seringkali kandas dan tidak bisa terwujud, karena banyak siswa tidak seperti yang diharapkan. Maka sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajar. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan adanya kerjasama antara siswa, kepala sekolah, guru, guru pembimbing (BK) dan orang tua. Dalam hal ini peran BK lebih penting karena lebih bisa memahami keadaan diri siswa.

2.  Identifikasi Masalah
                 Banyak masalah yang dihadapi dalam proses belajar dan pembelajaran terutama kesulitan belajar siswa diantaranya:
1.        Hasil belajarnya rendah, dibawah rata-rata kelas
2.        Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya.
3.        Menunjukkan sikap yang kurang wajar, suka menentang, dusta, tidak mau menyelesaikan tugas-tugas dan sebagainya.
4.        Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti suka membolos, suka mengganggu teman dan sebagainya.
5.        Kemampuan Rendah (slow learner)
6.        Materi belajar terlalu rendah
7.        Bakat dan minat tidak sesuai

3.  Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
                 Dari sekian permasalahan yang ada tidak mungkin penulis dapat membahasnya secara keseluruhan, karena mengingat kemampuan yang ada baik intelektual, biaya dan waktu yang dimiliki penulis sangat terbatas. Maka penulis perlu memberikan batasan-batasan masalah. Pembatasan masalah diperlukan untuk memperjelas permasalahan yang ingin dipecahkan.
                  Oleh karena itu, penulis memberikan batasan sebagai berikut :
Dari berbagai permasalahan siswa dalam belajar, maka, bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dalam bentuk bimbingan belajar, bimbingan sosial, bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi. Adapun penyebab dari kesulitan belajar adalah kurangnnya motivasi belajar, kelambatan dalam perkembangan mental, dan kurangnya perhatian pada siswa cepat belajar (siswa cerdas).

B.  PERMASALAHAN
Dalam proses pembelajaran siswa setiap guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. Harapan tersebut seringkali kandas dan tidak bisa terwujud, karena banyak siswa tidak seperti yang diharapkan. Maka sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajar. Sebagai petanda bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar dapat diketahui dari berbagai jenis masalah sebagai berikut :
1.             Hasil belajarnya rendah, dibawah rata-rata kelas
2.             Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya.
3.             Menunjukkan sikap yang kurang wajar, suka menentang, dusta, tidak mau menyelesaikan tugas-tugas dan sebagainya.
4.             Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti suka membolos, suka mengganggu teman dan sebagainya.
5.             Kemampuan Rendah (slow learner)
6.             Materi belajar terlalu rendah
7.             Bakat dan minat tidak sesuai

B. PEMBAHASAN
Peran Bimbingan Dan Konseling Dalam Mengatasi Masalah Belajar
                    Bimbingan dan Konseling merupakan komponen pendidikan dan salah satu pendekatan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi disekolah salah satunya adalah masalah belajar.
Dari permasalahan belajar siswa, kondisi sebagaimana dikemukakan diatas, maka bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dalam bimbingan belajar, bimbingan sosial, bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.
v  Bimbingan belajar
Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang  berhubungan dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Bimbingan ini antara lain meliputi:
1.      Cara belajar, baik secara  kelompok ataupun individual
2.      Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar seperti: membuat jadwal antara belajar dengan kegiatan yang lain, mempelajari pelajaran sebelum dibahas disekolah.  
3.      Efisiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran, seperti: raji membaca referensi (buku, majalah, surat kabar dan internet)
4.      Cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran    tertentu, dengan cara seperti: berdiskusi dengan teman atau bertanya kepada guru apabila ada materi yang kurang dipahami, mengikuti les pelajaran diluar jam sekolah, ataupun mengikuti les privat.
5.      Cara, proses dan prosedur tentang mengikuti pelajaran, seperti: berdoa sebelum belajar, tanamkan sikap ikhlas untuk belajar, mengikuti semua mata perlajaran yang diprogramkan,memperhatikan dan mendengarkan guru disaat menerangkan pelajaran dan mencatatnya, berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar dikelas, mengerjakan tugas sesuai dengan waktunya.
6.      Cara mengatur lingkungan, seperti: menentukan rempat belajar yang tepat, menghindari hal-hal yang mengganggu belajar, mengatur tempat belajar,mengatur bahan-bahan belajar, mengembangkan sikap positif, memulai belajar, latihan konsentrasi, belajar menghargai waktu.
Di samping itu layanan bimbingan dan konseling mempunyai peranan penting untuk membantu siswa, antara lain dalam hal:
1.      Mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan adanya kejadian yang terjadi pada  mereka, baik sekarang maupun yang akan datang.
2.      Mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajarnya. Misalnya masalah pergaulan remaja, masalah ekonomi, masalah hubungan dengan orang tua/keluarga dan sebagainya.
v  Bimbingan sosial
Dalam proses belajar dikelas siswa juga harus mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan kelompok. Bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah sosial, sehingga terciptalah suasana belajar mengajar yang kondusif. Dengan maksud sebagai berikut:
1.      Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai, misalnya kelompok belajar disekolah atau klompok bermain yang seusia.
2.      Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai, misalnya dengan melakukan pendekatan atau pengakraban antar teman sebaya.
3.      Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah tertentu, misalnya dengan mengadakan bimbingan kelompok didalam kelas.
v  Bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi
Bimbingan dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadinya, yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya. Siswa yang mempunyai masalah dan belum dapat diatasi/ dipecahkannya, akan cenderung mengganggu konsentrasinya dalam belajar, akibatnya prestasi belajar yang dicapai rendah. beberapa masalah pribadi yang memerlukan bantuan konseling yaitu masalah akibat konflik antara lain :
1.      Perkembangan intelektual dengan emosionalnya
2.      Bakat dengan aspirasi lingkungannya
3.      Kehendak siswa dengan orang tua atau lingkungannya
4.      Kepentingan siswa dengan orang tua atau lingkungannya
5.      Situasi sekolah  dengan situasi lingkungan
6.      Bakat pendidikan yang kurang bermutu dengan kelemahan/keengganan mengambil pilihan.
Masalah-masalah pribadi ini juga sering ditimbulkan oleh pergaulan remaja. Layanan bimbingan di sekolah sangat bermanfaat, terutama membantu :
1.      Menciptakan suasana hubungan sosial yang menyenangkan
2.      Menstimulasi siswa agar mereka  meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan belajar mengajar
3.      Siswa agar dapat menciptakan atau mewujudkan pengalaman belajarnya itu penuh arti
4.      Meningkatkan motivasi belajar siswa
5.      Menciptakan dan menstimulasi  tumbuhnya minat belajar.
Dari berbagai layanan bimbingan diatas hal yang perlu diperhatikan adalah sebab  tejadinya masalah belajar yang dialami siswa disekolah antara lain:
a.      Kurangnya Motivasi Belajar
Motivasi merupakan unsur penting dalam kegiatan belajar dan pembelajaran, tanpa adanya motivasi yang tinggi siswa akan mengalami kesulitan belajar karena sikap masa bodohnya. Maka, guru pembimbing (BK) harus memberikan motivasi atau dorongan kepada siswa untuk belajar dengan baik dan efisien, menyajikan pelajaran dengan cara yang menyenangkan, serta merangsang motif belajar anak. Yang sebelumnya dilakukan pengumpulan data tentang diri siswa secara lengkap. Adapun hal-hal yang diberikan agar anak memiliki motif belajar antara lain:
1.      Pemberian informasi tentang arti belajar bagi anak dengan menjelaskan tentang manfaat ilmu pengetahuan.
2.      Pertemuan dengan orang tua, guru dan konselor yang membahas perlunya motivasi dan pengulangan kembali pelajaran (belajar dirumah).
3.      Menempatkan murid dalam kelompok belajar agar anak ikut aktif dan menyesuaikan diri dalam proses belajar sehingga ada peningkatan prestasi belajar
4.      Pemberian tugas dan tanggung jawab di kelas agar anak terdorong menyelesaikan tugasnya dengan baik dan tidak bermalas-malasan.
5.    Konseling, dengan cara mengarahkan anak secara individual, tentang cara-cara mengisi waktu luang, seperti rekreasi menyalurkan hobi, kegiatan ekstra kurikuler yang bermanfaat, membangkitkan gairah belajar, disiplin pribadi dalam belajar, dan menanamkan kepercayaan pada diri sendiri. Hal ini diperlukan kerjasama dengan anak, orang tua, guru, dan guru pembimbing.

b.      Kelambatan Dalam Perkembangan Mental (Slow Learner)
Kemampuannya lebih rendah bila dibandingkan dengan perkembangan rata-rata teman sebayanya., kecerdasan rendah (IQnya) dibawah rata-rata umum. Maka, untuk menanganinya terlebih dahulu diperlukan pemahaman latar belakang siswa lambat belajar. Kemudian usaha bimbingan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.      Diperlukan kesabaran bagi guru/konselor, karena sifat dan tingkah laku anak selalu menunjukkan kelambatan
2.      Memberikan informasi cara-cara belajar yang baik, baik disekolah maupun dirumah.
3.      Menempatkan siswa pada kelompok-kelompok kegiatan yang sesuai.
4.      Mengadakan pertemuan dengan orang tua, untuk konsultasi, diskusi dan usaha untuk mencari cara-cara pemecahannya.
5.      Memberikan pengajaran perbaikan, yakni pelajaran ulangan secara khusus.
6.      Menyajikan pelajaran secara kongkrit kepada anak dengan menggunakan berbagai media
7.      Memberikan layanan konseling bila mengh kepada anak dengan menggunakan berbagai media
8.      Memberikan layanan konseling bila mengalami hambatan-hambatan emosional dan sebagainya.
9.      Banyak perhatan kepada siswa tersebut dan usaha-usaha membangkitkan motivasi belajarnya.

c.       Bimbingan Pada Siswa Cepat Belajar
Siswa yang memiliki IQ di atas 115, atau anak cerdas, diatas normal. Masalah belajar yang dihadapi siswa cepat belajar, Antara lain: kurang mendapat perhatian dan tidak adanya pengertian dari pendidik, adanya anggapan bahwa anak cepat belajar mampu menjaga dan mengembangkan diri tanpa bimbingan pendidik. Akibatnya:
ü  Anak akan lari dari kelompok, menyendiri, pendiam dan bersifat introfen, tindakan ini disebut withdrawl
ü  Mencari perhatian, dengan cara setelah menyelesaikan tugas dia mengganggu teman-temannya.
ü  Berpura-pura bodoh, kerjannya diperlambat, pasif dalam diskusi dsb.

Usaha-usaha bimbingan pada anak cepat belajar:
*      Usaha percepatan, artinya adanya program akselirasi (3 tahun menjadi 2 tahun)
*      Menyediakan sekolah khusus, untuk menampung anak-anak cerdas, sehingga dapat menyalurkan kemampuannya seluas-luasnya.
*      Bila terpaksa campur dengan anak normal perlu diberi kesempatan memperdalam dan memperkaya pengetahuannya dengan membaca, melakukan percobaan-percobaan.
*      Menyalurkan kemampuan siswa dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, lomba karya ilmiah, lomba mengarang dsb.
*      Melibatkan siswa dalam aktivitas-aktivitas sosial, misalnya: kelompok diskusi, seminar, pramuka, kesenian dsb.
*      Untuk mengurangi rasa superior, agar pemberian tugas dari guru harus merata. Tugas untuk anak cerdas bersifat problem solving, tugas untuk anak normal adalah tugas-tugas biasa.

Landasan Bimbingan dan Konseling
Pemberian layanan bimbingan dan konseling pada hakekatnya selalu di didasarkan atas landasang-landasan utama dan prinsip-prinsip dasar. Hal ini berupa keyakinan-keyakinan yang pada akhirnya dapat mewarnai seluruh kegiatan bimbingan dan konseling. landasan-landasan itu adalah sebagai berikut:
1.         Bimbingan selalu memperhatikan perkembangan siswa sebagai individu yang mandiri dan mempunyai potensi untuk berkembang
2.         Bimbingan berkisar pada dunia subyektif masing-masing individu
3.         Kegiatan bimbingan dilaksanakan atas dasar kesepakatan antara bimbingan dengan yang dibimbing
4.         Bimbingan berdasarkan pengakuan akan martabat dan keluhuran individu yang dibimbing sebagai manusia yang mempunyai hak-hak asasi (human rights).
5.         Bimbingan adalah suatu kegiatan yang bersifat ilmiah yang mengintegrasikan bidang-bidang ilmu yang berkaitan dengan pemberian bantuan psikologis
6.         Pelayanan ditujukan kepada  semua siswa, tidak hanya untuk individu yang bermasalah saja.
7.         Bimbingan merupakan suatu proses, yaitu berlangsung secara terus menerus, berkesinambungan, berurutan dan mengikuti tahap-tahap perkembangan anak.

Prinsip-prinsip dasar dalam memberikan bimbingan harus berdasarkan asas-asas sbb:
Asas kerahasiaan, Asas keterbukaan, Asas kesukarelaan, Asas kegiatan, Asas kedinamisan, Asas keterpaduan, Asas kenormatifan, Asas Konseling, Asas alih tangan kasus, Asas tutwuri handayani.

Kesimpulan:
            Masalah belajar dapat teratasi dengan adanya peran BK di sekolah, dengan cara mengidentifikasi masalah, menyebutkan penyebab timbulnya masalah, dan berbagai bimbingan yang dilakukan guru BK seperti bimbingan belajar, bimbingan sosial dan bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi. Selain itu, masalah belajar dapat teratasi karena adanya kerjasama dari pihak-pihak yang terkait, seperti siswa, orang tua, kepala sekolah, dan guru.


                                                                                    Madiun, 24 Januari 2011


Ika Yurihatin

Kamis, 22 November 2012

Manajemen Kesiswaan


MANAJEMEN KESISWAAN
BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan (sekolah) akan sangat bergantung kepada Manajemen komponen-komponen pendukung pelaksanaan kegiatan seperti kurikulum, peserta didik, pembiayaan, tenaga pelaksana, dan sarana prasarana. Komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan dalam upaya pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah), artinya bahwa satu komponen tidak lebih penting dari komponen lainnya. Akan tetapi satu komponen memberikan dukungan bagi komponen lainnya sehingga memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah) tersebut. Komponen peserta didik keberadaannya sangat dibutuhkan, terlebih bahwa pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah, peserta didik merupakan subyek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan. Oleh karena itu keberadaan peserta didik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan bagian dari kebermutuan dari lembagaan pendidikan (sekolah). Artinya bahwa dibutuhkan Manajemen peserta didik yang bermutu bagi lembaga pendidikan (sekolah) itu sendiri. Sehingga peserta didik itu dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial , emosional, dan kejiwaan peserta didik.
Kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan dirinya tentu saja beragam dalam hal pemrioritasan, seperti disatu sisi para peserta didik ingin sukses dalam hal prestasi akademiknya, disisi lain ia juga ingin sukses dalam hal sosialisasi dengan teman sebayanya. Bahkan ada juga peserta didik yang ingin sukses dalam segala hal. Pilihan-pilihan yang tepat atas keberagaman keinginan tersebut tidak jarang menimbulkan masalah bagi para peserta didik. Oleh karena itu diperlukan layanan bagi peserta didik yang dikelola dengan baik. Manajemen peserta didik berupaya mengisi kebutuhan akan layanan yang baik tersebut, mulai dari peserta didik tersebut mendaftarkan sekolah sampai peserta didikm tersebut menyelesaikan studi di sekolah tersebut.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah Manajemen Peserta Didik itu?
2.      Apa saja tujuan, fungsi, peran, serta ruang lingkup Manajemen Peserta Didik tersebut?
3.      Layanan apa sajakah yang menunjang Manajemen Peserta Didik
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian tentang Manajemen Peserta Didik
2.      Untuk mengetahui tujuan, fungsi, peran, serta ruang lingkup Manajemen Peserta Didik
3.      Untuk mengetahui layanan khusus yang menunjang Manajemen Peserta Didik


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Manajemen Peserta Didik
 Berdasarkan asal kata, pengertian Manajemen Peserta Didik merupakan penggabungan dari kata Manajemen dan Peserta Didik.
1.      Pengertian manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola, pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Manajemen adalah melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah/organisasi yang diantaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses.
Dari pendapat beberapa ahli, dapat dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat berjalan dengan baik memerlukan perencanaan, pemikiran, pengarahan, dan pengaturan serta mempergunakan atau mengikutsertakan semua potensi yang ada baik personal maupun material secara efektif dan efisien.
2.      Pengertian peserta didik
Pengertian Peserta Didik menurut ketentuan umum Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depan.
Dari pengertian beberapa ahli, bisa dikatakan bahwa peserta didik adalah orang/individu yang mendapat pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan agar tumbuh dan berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh pendidiknya.
Demikian juga Hamalik menambahkan bahwa siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam dirinya beraneka ragam kemungkinan potensi yang hidup dan berkembang.
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen Peserta Didik atau Pupil Personnel Administration adalah layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individuan seperti penggembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah. Manajemen Peserta Didik juga dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Manajemen Peserta Didik merupakan kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan masalah kesiswaan di sekolah.
Dengan demikian Manajemen peserta didik itu bukanlah dalam bentuk kegiatan-kegiatan pencatatan peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas, yang secara operasional dapat dipergunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan.

B.     Tujuan,fungsi dan prinsip manajemen peserta didik
Tujuan Manajemen Peserta Didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut, proses pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Tujuan Manajemen Peserta Didik adalah menata proses kesiswaan mulai dari perekrutan, mengikuti pembelajaran sampai dengan lulus sesuai dengan tujuan institusional agar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Fungsi Manajemen Peserta Didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangakan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.
Agar tujuan dan fungsi manajemen peserta didik dapat tercapai, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1)      Penyelenggara harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat program dilaksanakan
2)      Manajemen peserta didik harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap tujuan manajemen sekolah secara keseluruhan
3)      Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik
4)      Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan peserta yang mempunyai keragaman latar belakang dan dan punya banyak perbedaan
5)      Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik
6)      Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian peserta didik
7)      Kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik, baik di sekolah lebih-lebih di masa depan

C.     Ruang lingkup manajemen peserta didik
Manajemen peserta didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan data peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat digunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.
Ruang lingkup Manajemen Peserta Didik itu meliputi:
1)      Analisis Kebutuhan Peserta Didik Langkah pertama dalam kegiatan manajemen peserta didik adalah melakukan analisis kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan (sekolah). Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah:
a.          Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima
b.         Menyusun progam kegiatan kesiswaan
2)      Rekruitmen Peserta Didik
Rekruitmen peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) pada hakikatnya adalah merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan.
Langkah-langkah rekruitmen peserta didik (siswa baru) adalah sebagai berikut:
a.       Pembentukan panitia penerimaan siswa baru
b.      Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik baru yang dilakukan secara terbuka.
3)      Seleksi Peserta Didik
Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah:
a.       Melalui tes atau ujian
b.      Melalui penelusuran bakat kemampuan
c.       Berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN
4)      Orientasi
Orientasi peserta didik adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Tujuan diadakannya orientasi bagi peserta didik antara lain:
a.       Agar peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di sekolah
b.      Agar pesera didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan sekolah.
c.       Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental dan emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dapat menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
5)      Penempatan Peserta Didik (Pembagian Kelas)
Sebelum peserta didik yang telah diterima pada sebuah lembaga pendidikan (sekolah) mengikuti proses pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya. Pengelompokan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah sebagian besar didasarkan kepada sistem kelas.
6)      Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik
Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan sehingga anak mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan datang.
7)      Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan tentang kondisi peserta didik perlu dilakukan agar pihak lembaga dapat memberikan bimbingan yang optimal pada peserta didik.

D.    Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta Didik
1.      Layanan Bimbingan dan Konseling
Menurut Hendyat Soetopo bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

2.      Layanan Perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta didik, dengan maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah, melayani informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberi layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka.
3.      Layanan Kantin/Kafetaria
Kantin/ warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya makanan yang dibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi. Para guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makanan yang bersih dan bergizi. Peran lain kantin sekolah yaitu supaya para peserta didik tidak berkeliaran mencari makanan keluar lingkungan sekolah.
4.      Layanan Kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan sekolah.
5.      Layanan Transportasi Sekolah
Sarana angkutan (transportasi) bagi para peserta didik merupakan salah satu penunjang untuk kelancaran proses belajar mengajar. Transportasi diperlukan terutama bagi para peserta didik ditingkat prasekolah dan pendidikan dasar.
6.      Layanan Asrama
Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya diperlukan diperlukan asrama. Selain manfaat untuk peserta didik, asrama mempunyai manfaat bagi para pendidik dan petugas asrama tersebut.

1.      Berwawasan masa depan, maksudnya mendidik para siswa untuk optimis, aktif, dan berfikir positif untuk mampu membina diri menuju kwalitas hidup yang lebih baik. Dalam konteks ini siswa di bina guna mengedepankan sikap rasional daripada emosional.Masa depan yang lebih baik tidak begitu saja datang dari langit tetapi di capai dengan usaha yang serius. Dalam memandang masa depan ada perncanaan yang matang(planing) dan dapat di pehitungkan(calculabilty). Siswa dapat memandang masa depan apa yang diinginkan dan masa depan yang bagaimana yang akan dihadapinya.
2.      Memilki keteraturan pribadi(self regulation), maksudnya membina para siswa untuk memiliki kehiupan yang terarah dan terprogram.Para siswa menyadari akan pentingnya perhatian terhadap makna waktu dan tidak membiarkan waktu berlalu tanpa ada manfaat yang diperoleh dan produk positif yang nyata.Self regulation diwujudkan dalam bentuk kemampuan merencanakan dan memanejemen waktu secara cermat dan froposional dan bentik sikap hidup yang benar dan mantap.Dengan Self Regulation diharapkan terbentuk manusia yang terbiasa dan bekerja keras, berprestasi berkompetisi saling berlomba untuk mencapai yang terbaik.Pada akhirnya diharapkan terbentuk sikap hidup yang dalam berbuat atau bekerja bukan karena adanya pengawasan yang eksternal, tetapi karena adanya prinsip dalam keyakinan hidup meberikan dorongan yang kuat pada para siswa untuk memiliki kebiasaan-kebiasaan hidup yang teratur dan terprogram yang pada akhirnya dapat membuat siswa mandiri dan meningkatkan kualitas diri dan kualitas hidupnya.
3.       Kepedulian social (holy social sense), maksudnya membina siswa untuk memiliki rasa keperdulian social yang baik. Siswa diarahkan untuk peduli kepada lingkungan sosialnya. Peduli pada orang-orang disekitarnya dan orang-orang lain untuk sama-sama memperbaiki kualitas hidupnya. Mau membantu orang-orang yang membutuhkannya dan tidak menjadi manusiaindividualis. Dengan holy social sense siswa diarahkan memahami dirinya serta memiliki empati. Memiliki kemampuan untuk merasakan apa yang dialami oleh orang lain dan menangkap sudut pandang orang lain tanpa kehilangan akal sehat.

F.       Tanggung Jawab Kepala Sekolah dalam Manajemen Kesiswaan
               jawab kepala sekolah secara garis besar yang berhubungan dengan manajemen kesiswaan adalah memberikan layanan kepada siswa dengan cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang mereka perlukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya secara efektif dan efisien. Adapun kegiatan yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam manajemen kesiswaan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu 
1.      Kegiatan penerimaan siswa,
2.      Pembinaan siswa
3.      Pemantapan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa melalui program di sekolah.
                 Penerimaan siswa merupakan proses pendataan dan pelayanan kepada siswa yang baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh sekolah tersebut. Kegiatan ini mewarnai kesibukan sekolah menjelang tahun ajaran baru, dimana kepala sekolah perlu membentuk semacam kepanitiaan yang dijadikan sebagai penerima siswa baru. Dalam hal ini kepala sekolah dapat berpedoman pada pedoman penerimaan siswa baru yang dikeluarkan oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
                 Kegiatan selanjutnya setelah penerimaan siswa baru adalah pendataan siswa. Data ini sangat diperlukan untuk melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan jika siswa menemui kesulitan dalam belajar, memberi pertimbangan terhadap prestasi belajar siswa, memberikan saran kepada orang tua tentang prestasi belajar siswa, pindah sekolah dan lain sebagainya. Selain hal tersebut di atas ada beberapa kegiatan yang lain yang harus dilakukan ketika penerimaan siswa baru yaitu meliputi; penetapan daya tampung sekolah, penetapan syarat-syarat bagi calon siswa untuk dapat diterima di sekolah yang bersangkutan dan pembentukan panitia penerimaan siswa baru.
                    Kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam kaitannya dengan manajemen kesiswaan ialah pembinaan siswa. Pembinaan siswa adalah pembinaan layanan kepada siswa baik didalam maupun di luar jam pelajarannya di kelas. Dalam pembinaan siswa dilaksanakan dengan menciptakan kondisi atau membuat siswa sadar akan tugas-tugas belajar merek 
       Dalam hal ini langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah adalah.
1.       Memberikan orientasi kepada siswa baru
2.       Mengatur dan mencatat kehadiran siswa,
3.       Mencatat prestasi dari kegiatan yang diraih atau dilakukan oleh siswa
4.       Mengatur disiplin siswa selaku peserta didik di sekolah.
                  Di samping itu seorang kepala sekolah juga dituntut untuk melakukan pemantapan program siswa. Hal ini berkaitan dengan selesainya belajar siwa. Apabila siswa telah selesai dan telah menamatkan studinya, lulus semua mata pelajaran dengan memuaskan, maka siswa berhak mendapatkan surat tanda tamat belajar dari kepala sekolah.
               Untuk mencapai dan melaksanakan tugas-tugas tersebut, seorang kepala sekolah selaku pengelola sekolah harus melakukan hal-hal berikut ini yaitu
a)      Meliputi pengelolaan perencanaan kesiswaan,
b)      Mengadakan pembinaan dan pengembangan kegiatan siswa serta mengevaluasi kegiatan ekstra kurikuler.
                    Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sehubungan dengan perencanaan kesiswaan meliputi sensus sekolah, yaitu berupa pendataan anak-anak usia sekolah yang diperkirakan akan masuk sekolah. Hal ini akan mempengaruhi penetapan persyaratan penerimaan siswa baru, disamping sensus sekolah juga penting dilaksanakan untuk menentukan daya tampung sekolah. Selain sensus sekolah, kepala sekolah juga harus menentukan jumlah siswa yang akan diterima, penerimaan siswa, pengelompokan, kenaikan kelas, mutasi siswa, kemajuan belajar siswa, pencatatan siswa dan registrasi serta pelaporan hasil belajar.
               Pada bidang pembinaan dan pengembangan kesiswaan tugas seorang kepala sekolah ialah menciptakan kondisi atau membuat siswa sadar akan tugas-tugas belajarnya. Pembinaan kesiswaan merupakan pemberian layanan kepada siswa baik di dalam maupun di luar jaam belajar mereka. Dalam melakukan pembinaan dan pengembangan siswa, kepala sekolah harus senantiasa memperhatikan hak dan kewajiban siswa, seperti; mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan mereka, hak untuk memperoleh penddikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya, hak untuk mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas dasar pendidikan berkelanjutan, baik untuk mengembangkan kemampuan diri maupun untuk memperoleh pengakuan tingkat pendidikan tertentu yang telah dibakukan dan sebagainya. Selain hak-hak tersebut, siswa juga memiliki kewajiban untuk ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali siswa yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku, menghormati tenaga pendidikan dan siswa juga berkewajiban untuk mematuhi peraturan yang berlaku.
                Adapun hal-hal yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan kesiswaan meliputi pemberian orientasi kepada mahasiswa baru, pengaturan dan pencatatan kehadiran siswa. Kegiatan ini merupakan kegiatan dan tugas yang sangat esensial dalam pengelolaan kesiswaan, karena kehadiran siswa merupakan syarat untuk memperoleh ilmu pengetahuan daan mendapatkan pengalaman belajar.
      Ada beberapa alat yang digunakan untuk mencatat kehadiran siswa seperti,
a)      Papan absensi harian siswa per kelas dan per sekolah,
b)      Buku absensi harian siswa
c)      Rekapitulasi absensi siswa.
  Hal lain yang juga dapat dilakukan untuk pembinaan kesiswaan ialah mencatat prestasi dan kegiatan siswa berupa daftar siswa di kelas,
a)      Grafik prestasi belajar dan
b)      Daftar kegiatan siswa.
               Di samping itu juga dapat dilakukan pengaturan disiplin siswa di sekolah, karena disiplin merupakan suatu keadaan dimana sikap, penampilan dan tingkah laku siswa sesuai dengan tatanan nilai, norma dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolah dan di kelas dimana mereka berada.
               Dalam rangka peningkatan disiplin, siswa dapat mengupayakan dan berusaha untuk melakukan hal-hal berikut seperti;
1.      Hadir di sekolah 10 menit sebelum pelajaran dimulai,
2.      Mengikuti semua kegiatan belajar mengajar dengan aktif,
3.      Mengerjakan tugas dengan baik,
4.      Mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang dipilihnya,
5.      Memiliki kelengkapan belajar,
6.       Mematuhi tata tertib sekolah,
7.       Tidak meninggalkan sekolah tanpa izin
8.       dan lain-lain yang dapat meningkatkan disiplin siswan.
Di samping itu, dapat juga dilakukan hal-hal lain dalam rangka pembinaan kesiswaan se
a. Pengaturan tata tertib sekolah karena tata tertib merupakan salah satu alat yang dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk melatih siswa agar dapat mempraktikkan disiplin;
b. Pemberian promosi seperti dengan adanya kenaikan kelas yang merupakan perpindahan dari satu kelas ke kelas lainnya yang lebih tinggi setelah melalui persyaratan tertentu yang telah dibuat dan norma tertentu juga yang telah ditetapkan oleh sekolah.
c. Pemberian hak mutasi, sementara mutasi merupakan perpindahan siswa dari satu sekolah ke sekolah lainnya karena alasan tertentu. Mutasi harus dilakukan dengan prosedur tertentu dan mekanisme tertentu pula serta harus dicatat pada dua sekolah, sekolah asal dan sekolah yang dituju.
d. Pengelompokan siswa, kegiatan pengelompokan siswa merupakan kegiatan yang biasanya dilakukan setelah seorang siswa dinyatakan lulus dan boleh mengikuti program pembelajaran di sekolah tertentu. Kegiatan pengelompokan ini dimaksudkan agar tujan yang telah ditetapkan dalam proses pembelajaran dapat tercapai secara optimal dengan efektif dan efisien. Wujud dari kegiatan pengelompokan ini ialah pembagian siswa kedalam kelas-kelas maupun kelompok belajar tertentu dengan alasan dan pertimbangan tertentu seperti tingkat prestasi yang dicapai sebelumnya dan lain sebagainya.
                 Selain pengembangan dan pembinaan siswa yang ditinjau dari segi kokurikuler juga ada kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan kokurikuler bertujuan agar siswa lebih mendalami dan menghayati bahan yang dipelajari dalam kegiatan intra kurikuler. Kegiatan tersebut dapat dilaksanakan baik secara perorangan maupun secara kelompok, dalam bentuk pekerjaan rumah ataupun tugas-tugas lain yang menjadi bagian dari kegiatan pembelajaran dengan tatap muka.
                  Sementara itu kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran, baik itu dilakukan di sekolah maupun diluar sekolah namum masih dalam ruang lingkup tanggung jawab kepala sekolah. Kegiatan ekstra kurikuler ini bertujuan untuk memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan siswa mendorong pembinaan nilai dan sikap mereka demi untuk mengembangkan minat dan bakat siswa. Siswa dalam hal ini dapat memilih kegiatan ekstra kurikuler yang mana yang ia minati yang sesuai dengan kecenderungan jiwa mereka. Kegiatan ekstra kurikuler ini mengutamakan pada kegiatan kelompok.
               Ada beberapa hal yang perlu dan harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler seperti;
a)      Meningkatkan aspek pengetahuan sikap dan keterampilam siswa,
b)       Mendorong bakat dan minat mereka,
c)       Menentukan waktu,
d)      Obyek kekuatan sesuai dengan kondisi lingkungan.
Selain itu kegiatan ekstra kurikuler dapat dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti;
1.      kepramukaan,
2.      usaha kesehatan sekolah
3.      patroli keamanan sekolah
4.      peringatan hari-hari besar agama dan nasional
5.      pengenalan alam sekitarnya
6.      olah raga dan lain sebagainya.
              Apabila manajemen kesiswaan kita hadapkan pada konteks sekarang, maka kesiapan siswa dalam menghadapi tantangan-tantangan kontemporer tentu jauh lebih berat bila dibandingkan dengan era yang dihadapi oleh siswa pada dasa warsa sebelumnya. Siswa dihadapkan pada tantangan global yang meliputi aspek sosial, ekonomi, budaya dan teknologi yang mengitarinya.
             Pembinaan kesiswaan mempunyai nilai yang strategis, di samping sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan sumber daya manusia masa depan, sasarannya adalah anak usia 6-18 tahun, suatu tingkat perkembangan usia anak, dimana secara psikis dan fisik anak sedang mengalami pertumbuhan, suatu periode usia yang ditandai dengan kondisi kejiwaan yang tidak stabil, agresifitas yang tinggi dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan. Guna mengantisipasi kompleksitas permasalah tersebut diperlukan pembinaan anak usia sekolah dengan profesional yang di dalamnya mengandung berbagai nilai, seperti
a.       peningkatan mutu gizi,
b.      perilaku kehidupan beragama dan perilaku terpuji
c.       penanaman rasa cinta tanah air
d.      disiplin dan kemandirian
e.       peningkatan daya cipta, daya analisis, prakarsa dan daya kreasi
f.       penumbuhan kesadaran akan hidup bermasyarakat
g.      serta kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga diharapkan anak nantinya akan menjadi sosok yang siap dan tahan banting menghadapi kompleksitas tantangan perkembangan zaman yang semakin
               Maka jelaslah bahwa manajemen kesiswaan memegang pernan penting dalam menciptakan generasi masa depan yang berbudaya dan berilmu pengetahuan serta berbasis keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Yang Maha Pencipta.
  

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Manajemen Peserta Didik atau Pupil Personnel Administration adalah layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individuan seperti penggembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah.
Tujuan Manajemen Peserta Didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut, proses pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Sedangkan fungsinya adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangakan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.
Adapun prinsip-prinsip Manajemen Peserta Didik antara lain adalah penyelenggara harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat program dilaksanakan. Manajemen Peserta Didik harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap tujuan. Segala bentuk kegiatan haruslah mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik, diupayakan untuk mempersatukan peserta yang mempunyai keragaman latar belakang dan dan punya banyak perbedaan, sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik, mendorong dan memacu kemandirian peserta didik, fungsional bagi kehidupan peserta didik, baik di sekolah lebih-lebih di masa depan.

DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Rohiat. 2009. Manajemen Sekolah. Bandung: PT Refika Aditama
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press
WWW.GOOGLE.COM