MANAJEMEN
KESISWAAN
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan
dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan (sekolah) akan sangat bergantung
kepada Manajemen komponen-komponen pendukung pelaksanaan kegiatan seperti
kurikulum, peserta didik, pembiayaan, tenaga pelaksana, dan sarana prasarana.
Komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan dalam upaya pencapaian
tujuan lembaga pendidikan (sekolah), artinya bahwa satu komponen tidak lebih
penting dari komponen lainnya. Akan tetapi satu komponen memberikan dukungan
bagi komponen lainnya sehingga memberikan kontribusi yang tinggi terhadap
pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah) tersebut. Komponen peserta didik
keberadaannya sangat dibutuhkan, terlebih bahwa pelaksanaan kegiatan pendidikan
di sekolah, peserta didik merupakan subyek sekaligus objek dalam proses
transformasi ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan. Oleh karena itu
keberadaan peserta didik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan
tetapi harus merupakan bagian dari kebermutuan dari lembagaan pendidikan
(sekolah). Artinya bahwa dibutuhkan Manajemen peserta didik yang bermutu bagi
lembaga pendidikan (sekolah) itu sendiri. Sehingga peserta didik itu dapat
tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual,
sosial , emosional, dan kejiwaan peserta didik.
Kebutuhan peserta didik dalam
mengembangkan dirinya tentu saja beragam dalam hal pemrioritasan, seperti
disatu sisi para peserta didik ingin sukses dalam hal prestasi akademiknya,
disisi lain ia juga ingin sukses dalam hal sosialisasi dengan teman sebayanya.
Bahkan ada juga peserta didik yang ingin sukses dalam segala hal.
Pilihan-pilihan yang tepat atas keberagaman keinginan tersebut tidak jarang
menimbulkan masalah bagi para peserta didik. Oleh karena itu diperlukan layanan
bagi peserta didik yang dikelola dengan baik. Manajemen peserta didik berupaya
mengisi kebutuhan akan layanan yang baik tersebut, mulai dari peserta didik
tersebut mendaftarkan sekolah sampai peserta didikm tersebut menyelesaikan studi
di sekolah tersebut.
B. Rumusan
Masalah
1. Apakah
Manajemen Peserta Didik itu?
2. Apa
saja tujuan, fungsi, peran, serta ruang lingkup Manajemen Peserta Didik
tersebut?
3. Layanan
apa sajakah yang menunjang Manajemen Peserta Didik
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian tentang Manajemen Peserta Didik
2. Untuk
mengetahui tujuan, fungsi, peran, serta ruang lingkup Manajemen Peserta Didik
3. Untuk
mengetahui layanan khusus yang menunjang Manajemen Peserta Didik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Manajemen Peserta Didik
Berdasarkan asal kata, pengertian Manajemen
Peserta Didik merupakan penggabungan dari kata Manajemen dan Peserta Didik.
1. Pengertian
manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage
yang berarti mengelola, pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola
berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Manajemen adalah
melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah/organisasi yang
diantaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin dan pemasaran yang
dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses.
Dari pendapat beberapa ahli, dapat
dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha
dapat berjalan dengan baik memerlukan perencanaan, pemikiran, pengarahan, dan
pengaturan serta mempergunakan atau mengikutsertakan semua potensi yang ada
baik personal maupun material secara efektif dan efisien.
2. Pengertian
peserta didik
Pengertian Peserta Didik menurut
ketentuan umum Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu. Peserta didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk
menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depan.
Dari pengertian beberapa ahli, bisa
dikatakan bahwa peserta didik adalah orang/individu yang mendapat pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan agar tumbuh dan berkembang
dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan
oleh pendidiknya.
Demikian
juga Hamalik menambahkan bahwa siswa adalah suatu organisme yang hidup, di
dalam dirinya beraneka ragam kemungkinan potensi yang hidup dan berkembang.
Dari pengertian diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa Manajemen Peserta Didik atau Pupil Personnel Administration
adalah layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan
layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran,
layanan individuan seperti penggembangan keseluruhan kemampuan, minat,
kebutuhan sampai ia matang di sekolah. Manajemen Peserta Didik juga dapat
diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta
didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Manajemen
Peserta Didik merupakan kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan masalah
kesiswaan di sekolah.
Dengan demikian Manajemen peserta didik
itu bukanlah dalam bentuk kegiatan-kegiatan pencatatan peserta didik saja,
melainkan meliputi aspek yang lebih luas, yang secara operasional dapat
dipergunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik melalui proses pendidikan.
B. Tujuan,fungsi
dan prinsip manajemen peserta didik
Tujuan Manajemen Peserta Didik adalah
mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut
menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut,
proses pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar, tertib
dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah
dan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Tujuan Manajemen Peserta Didik adalah
menata proses kesiswaan mulai dari perekrutan, mengikuti pembelajaran sampai
dengan lulus sesuai dengan tujuan institusional agar dapat berlangsung secara
efektif dan efisien.
Fungsi Manajemen Peserta Didik adalah
sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangakan diri seoptimal mungkin,
baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi,
kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.
Agar
tujuan dan fungsi manajemen peserta didik dapat tercapai, ada beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya. Prinsip-prinsip yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Penyelenggara
harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat program dilaksanakan
2) Manajemen
peserta didik harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap
tujuan manajemen sekolah secara keseluruhan
3) Segala
bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan dan
dalam rangka mendidik peserta didik
4) Kegiatan-kegiatan
manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan peserta yang
mempunyai keragaman latar belakang dan dan punya banyak perbedaan
5) Kegiatan
manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap
pembimbingan peserta didik
6) Kegiatan
manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian peserta didik
7) Kegiatan
manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik, baik
di sekolah lebih-lebih di masa depan
C. Ruang
lingkup manajemen peserta didik
Manajemen peserta didik itu bukanlah
dalam bentuk pencatatan data peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang
lebih luas yang secara operasional dapat digunakan untuk membantu kelancaran
upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di
sekolah.
Ruang lingkup Manajemen Peserta Didik
itu meliputi:
1) Analisis
Kebutuhan Peserta Didik Langkah pertama dalam kegiatan manajemen peserta didik
adalah melakukan analisis kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh
lembaga pendidikan (sekolah). Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah:
a.
Merencanakan jumlah
peserta didik yang akan diterima
b.
Menyusun progam
kegiatan kesiswaan
2) Rekruitmen
Peserta Didik
Rekruitmen peserta didik di sebuah lembaga
pendidikan (sekolah) pada hakikatnya adalah merupakan proses pencarian,
menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di
lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan.
Langkah-langkah rekruitmen peserta didik (siswa
baru) adalah sebagai berikut:
a. Pembentukan
panitia penerimaan siswa baru
b. Pembuatan
dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik baru yang dilakukan secara
terbuka.
3) Seleksi
Peserta Didik
Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan
calon peserta didik untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik
menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan
adalah:
a. Melalui
tes atau ujian
b. Melalui
penelusuran bakat kemampuan
c. Berdasarkan
nilai STTB atau nilai UAN
4) Orientasi
Orientasi peserta didik adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Tujuan diadakannya orientasi bagi peserta didik antara lain:
Orientasi peserta didik adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Tujuan diadakannya orientasi bagi peserta didik antara lain:
a. Agar
peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di
sekolah
b. Agar
pesera didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan sekolah.
c. Agar
peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental
dan emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di
sekolah serta dapat menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
5) Penempatan
Peserta Didik (Pembagian Kelas)
Sebelum peserta didik yang telah diterima pada
sebuah lembaga pendidikan (sekolah) mengikuti proses pembelajaran, terlebih
dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya.
Pengelompokan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah sebagian
besar didasarkan kepada sistem kelas.
6) Pembinaan
dan Pengembangan Peserta Didik
Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan
sehingga anak mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal
kehidupannya di masa yang akan datang.
7) Pencatatan
dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan tentang kondisi peserta
didik perlu dilakukan agar pihak lembaga dapat memberikan bimbingan yang
optimal pada peserta didik.
D. Layanan
Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta Didik
1. Layanan
Bimbingan dan Konseling
Menurut
Hendyat Soetopo bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa
dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang
dihadapi dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan
mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan
situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
2. Layanan
Perpustakaan
Perpustakaan
merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta didik, dengan
maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah, melayani
informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberi layanan rekreatif melalui
koleksi bahan pustaka.
3. Layanan
Kantin/Kafetaria
Kantin/
warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya makanan yang dibeli
peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi. Para guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin
sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makanan yang bersih
dan bergizi. Peran lain kantin sekolah yaitu supaya para peserta didik tidak
berkeliaran mencari makanan keluar lingkungan sekolah.
4. Layanan
Kesehatan
Layanan
kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
dijalankan sekolah.
5. Layanan
Transportasi Sekolah
Sarana
angkutan (transportasi) bagi para peserta didik merupakan salah satu penunjang
untuk kelancaran proses belajar mengajar. Transportasi diperlukan terutama bagi
para peserta didik ditingkat prasekolah dan pendidikan dasar.
6. Layanan
Asrama
Bagi
para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi,
terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya diperlukan diperlukan asrama.
Selain manfaat untuk peserta didik, asrama mempunyai manfaat bagi para pendidik
dan petugas asrama tersebut.
E. Tiga (3) pilar
manajement pembinaan kesiswaan
1. Berwawasan masa depan, maksudnya mendidik para siswa
untuk optimis, aktif, dan berfikir positif untuk mampu membina diri menuju
kwalitas hidup yang lebih baik. Dalam konteks ini siswa di bina guna
mengedepankan sikap rasional daripada emosional.Masa depan yang lebih baik
tidak begitu saja datang dari langit tetapi di capai dengan usaha yang serius.
Dalam memandang masa depan ada perncanaan yang matang(planing) dan dapat di pehitungkan(calculabilty).
Siswa dapat memandang masa depan apa yang diinginkan dan masa depan yang
bagaimana yang akan dihadapinya.
2. Memilki keteraturan pribadi(self
regulation),
maksudnya membina para siswa untuk memiliki kehiupan yang terarah dan
terprogram.Para siswa menyadari akan pentingnya perhatian terhadap makna waktu
dan tidak membiarkan waktu berlalu tanpa ada manfaat yang diperoleh dan produk
positif yang nyata.Self regulation diwujudkan dalam bentuk kemampuan
merencanakan dan memanejemen waktu secara cermat dan froposional dan bentik
sikap hidup yang benar dan mantap.Dengan Self Regulation diharapkan terbentuk
manusia yang terbiasa dan bekerja keras, berprestasi berkompetisi saling
berlomba untuk mencapai yang terbaik.Pada akhirnya diharapkan terbentuk sikap
hidup yang dalam berbuat atau bekerja bukan karena adanya pengawasan yang
eksternal, tetapi karena adanya prinsip dalam keyakinan hidup meberikan
dorongan yang kuat pada para siswa untuk memiliki kebiasaan-kebiasaan hidup
yang teratur dan terprogram yang pada akhirnya dapat membuat siswa mandiri dan
meningkatkan kualitas diri dan kualitas hidupnya.
3. Kepedulian social (holy social sense), maksudnya membina siswa untuk
memiliki rasa keperdulian social yang baik. Siswa diarahkan untuk peduli kepada
lingkungan sosialnya. Peduli pada orang-orang disekitarnya dan orang-orang lain
untuk sama-sama memperbaiki kualitas hidupnya. Mau membantu orang-orang yang
membutuhkannya dan tidak menjadi manusiaindividualis. Dengan holy social sense
siswa diarahkan memahami dirinya serta memiliki empati. Memiliki kemampuan
untuk merasakan apa yang dialami oleh orang lain dan menangkap sudut pandang
orang lain tanpa kehilangan akal sehat.
F.
Tanggung Jawab Kepala Sekolah dalam Manajemen
Kesiswaan
jawab kepala sekolah secara garis besar yang
berhubungan dengan manajemen kesiswaan adalah memberikan layanan kepada siswa
dengan cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang mereka perlukan sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya secara efektif dan efisien. Adapun
kegiatan yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam manajemen kesiswaan
dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu
1.
Kegiatan penerimaan siswa,
2.
Pembinaan siswa
3.
Pemantapan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa melalui
program di sekolah.
Penerimaan siswa merupakan proses pendataan dan pelayanan
kepada siswa yang baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan oleh sekolah tersebut. Kegiatan ini mewarnai kesibukan sekolah
menjelang tahun ajaran baru, dimana kepala sekolah perlu membentuk semacam
kepanitiaan yang dijadikan sebagai penerima siswa baru. Dalam hal ini kepala
sekolah dapat berpedoman pada pedoman penerimaan siswa baru yang dikeluarkan
oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kegiatan selanjutnya setelah penerimaan siswa baru adalah
pendataan siswa. Data ini sangat diperlukan untuk melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan
jika siswa menemui kesulitan dalam belajar, memberi pertimbangan terhadap
prestasi belajar siswa, memberikan saran kepada orang tua tentang prestasi
belajar siswa, pindah sekolah dan lain sebagainya. Selain hal tersebut di atas ada
beberapa kegiatan yang lain yang harus dilakukan ketika penerimaan siswa baru
yaitu meliputi; penetapan daya tampung sekolah, penetapan syarat-syarat bagi
calon siswa untuk dapat diterima di sekolah yang bersangkutan dan pembentukan panitia
penerimaan siswa baru.
Kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan oleh kepala sekolah
dalam kaitannya dengan manajemen kesiswaan ialah pembinaan siswa. Pembinaan
siswa adalah pembinaan layanan kepada siswa baik didalam maupun di luar jam
pelajarannya di kelas. Dalam pembinaan siswa dilaksanakan dengan menciptakan
kondisi atau membuat siswa sadar akan tugas-tugas belajar merek
Dalam
hal ini langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah adalah.
1.
Memberikan orientasi kepada siswa
baru
2.
Mengatur dan mencatat kehadiran
siswa,
3.
Mencatat prestasi dari kegiatan yang diraih atau dilakukan oleh siswa
4.
Mengatur disiplin siswa selaku
peserta didik di sekolah.
Di
samping itu seorang kepala sekolah juga dituntut untuk melakukan pemantapan
program siswa. Hal ini berkaitan dengan selesainya belajar siwa. Apabila siswa
telah selesai dan telah menamatkan studinya, lulus semua mata pelajaran dengan
memuaskan, maka siswa berhak mendapatkan surat
tanda tamat belajar dari kepala sekolah.
Untuk
mencapai dan melaksanakan tugas-tugas tersebut, seorang kepala sekolah selaku pengelola sekolah harus melakukan
hal-hal berikut ini yaitu
a)
Meliputi pengelolaan perencanaan kesiswaan,
b)
Mengadakan pembinaan dan pengembangan kegiatan siswa serta
mengevaluasi kegiatan ekstra kurikuler.
Tugas
dan tanggung jawab kepala sekolah sehubungan dengan perencanaan kesiswaan
meliputi sensus sekolah, yaitu berupa pendataan anak-anak usia sekolah yang
diperkirakan akan masuk sekolah. Hal ini akan mempengaruhi penetapan
persyaratan penerimaan siswa baru, disamping sensus sekolah juga penting
dilaksanakan untuk menentukan daya tampung sekolah. Selain sensus sekolah,
kepala sekolah juga harus menentukan jumlah siswa yang akan diterima,
penerimaan siswa, pengelompokan, kenaikan kelas, mutasi siswa, kemajuan belajar
siswa, pencatatan siswa dan registrasi serta pelaporan hasil belajar.
Pada bidang pembinaan dan pengembangan kesiswaan tugas
seorang kepala sekolah ialah menciptakan kondisi atau membuat siswa sadar akan
tugas-tugas belajarnya. Pembinaan kesiswaan merupakan pemberian layanan kepada
siswa baik di dalam maupun di luar jaam belajar mereka. Dalam melakukan
pembinaan dan pengembangan siswa, kepala sekolah harus senantiasa memperhatikan
hak dan kewajiban siswa, seperti; mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat
dan kemampuan mereka, hak untuk memperoleh penddikan agama sesuai dengan agama
yang dianutnya, hak untuk mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas
dasar pendidikan berkelanjutan, baik untuk mengembangkan kemampuan diri maupun
untuk memperoleh pengakuan tingkat pendidikan tertentu yang telah dibakukan dan
sebagainya. Selain hak-hak tersebut, siswa juga memiliki kewajiban untuk ikut
menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali siswa yang dibebaskan dari
kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku, menghormati tenaga
pendidikan dan siswa juga berkewajiban untuk mematuhi peraturan yang berlaku.
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan
kesiswaan meliputi pemberian orientasi kepada mahasiswa baru, pengaturan dan
pencatatan kehadiran siswa. Kegiatan ini merupakan kegiatan dan tugas yang
sangat esensial dalam pengelolaan kesiswaan, karena kehadiran siswa merupakan
syarat untuk memperoleh ilmu pengetahuan daan mendapatkan pengalaman belajar.
a)
Papan absensi harian siswa per kelas dan per sekolah,
b)
Buku absensi harian siswa
c)
Rekapitulasi absensi siswa.
Hal
lain yang juga dapat dilakukan untuk pembinaan kesiswaan ialah mencatat
prestasi dan kegiatan siswa berupa daftar siswa di kelas,
a)
Grafik prestasi belajar dan
b)
Daftar kegiatan siswa.
Di
samping itu juga dapat dilakukan pengaturan disiplin siswa di sekolah, karena
disiplin merupakan suatu keadaan dimana sikap, penampilan dan tingkah laku
siswa sesuai dengan tatanan nilai, norma dan ketentuan-ketentuan yang berlaku
di sekolah dan di kelas dimana mereka berada.
Dalam rangka peningkatan disiplin, siswa dapat mengupayakan
dan berusaha untuk melakukan hal-hal berikut seperti;
1.
Hadir di sekolah 10 menit sebelum pelajaran dimulai,
2.
Mengikuti semua kegiatan belajar mengajar dengan aktif,
3.
Mengerjakan tugas dengan baik,
4.
Mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang dipilihnya,
5.
Memiliki kelengkapan belajar,
6.
Mematuhi tata tertib sekolah,
7.
Tidak meninggalkan sekolah tanpa izin
8.
dan lain-lain yang
dapat meningkatkan disiplin siswan.
Di samping itu, dapat juga dilakukan hal-hal lain dalam
rangka pembinaan kesiswaan se
a. Pengaturan tata tertib sekolah karena tata tertib merupakan
salah satu alat yang dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk melatih
siswa agar dapat mempraktikkan disiplin;
b. Pemberian promosi seperti dengan
adanya kenaikan kelas yang merupakan perpindahan dari satu kelas ke kelas
lainnya yang lebih tinggi setelah melalui persyaratan tertentu yang telah
dibuat dan norma tertentu juga yang telah ditetapkan oleh sekolah.
c. Pemberian hak mutasi, sementara mutasi merupakan
perpindahan siswa dari satu sekolah ke sekolah lainnya karena alasan
tertentu. Mutasi harus dilakukan dengan prosedur tertentu dan mekanisme
tertentu pula serta harus dicatat pada dua sekolah, sekolah asal dan sekolah
yang dituju.
d. Pengelompokan siswa, kegiatan pengelompokan siswa
merupakan kegiatan yang biasanya dilakukan setelah seorang siswa
dinyatakan lulus dan boleh mengikuti program pembelajaran di sekolah
tertentu. Kegiatan pengelompokan ini dimaksudkan agar tujan yang telah
ditetapkan dalam proses pembelajaran dapat tercapai secara optimal dengan
efektif dan efisien. Wujud dari kegiatan pengelompokan ini ialah pembagian
siswa kedalam kelas-kelas maupun kelompok belajar tertentu dengan alasan
dan pertimbangan tertentu seperti tingkat prestasi yang dicapai sebelumnya
dan lain sebagainya.
Selain pengembangan dan pembinaan siswa yang ditinjau dari
segi kokurikuler juga ada kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan kokurikuler
bertujuan agar siswa lebih mendalami dan menghayati bahan yang dipelajari dalam
kegiatan intra kurikuler. Kegiatan tersebut dapat dilaksanakan baik secara
perorangan maupun secara kelompok, dalam bentuk pekerjaan rumah ataupun
tugas-tugas lain yang menjadi bagian dari kegiatan pembelajaran dengan tatap
muka.
Sementara itu kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan
yang dilakukan diluar jam pelajaran, baik itu dilakukan di sekolah maupun
diluar sekolah namum masih dalam ruang lingkup tanggung jawab kepala
sekolah. Kegiatan ekstra kurikuler ini bertujuan untuk memperkaya dan
memperluas wawasan pengetahuan siswa mendorong pembinaan nilai dan sikap mereka
demi untuk mengembangkan minat dan bakat siswa. Siswa dalam hal ini dapat
memilih kegiatan ekstra kurikuler yang mana yang ia minati yang sesuai dengan
kecenderungan jiwa mereka. Kegiatan ekstra kurikuler ini mengutamakan
pada kegiatan kelompok.
a)
Meningkatkan aspek pengetahuan sikap dan keterampilam siswa,
b)
Mendorong bakat dan minat mereka,
c)
Menentukan waktu,
d)
Obyek kekuatan sesuai dengan kondisi
lingkungan.
Selain
itu kegiatan ekstra kurikuler dapat dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan
seperti;
1.
kepramukaan,
2.
usaha kesehatan sekolah
3.
patroli keamanan sekolah
4.
peringatan hari-hari besar agama dan nasional
5.
pengenalan alam sekitarnya
6.
olah raga dan lain sebagainya.
Apabila
manajemen kesiswaan kita hadapkan pada konteks sekarang, maka kesiapan siswa
dalam menghadapi tantangan-tantangan kontemporer tentu jauh lebih berat bila
dibandingkan dengan era yang dihadapi oleh siswa pada dasa warsa sebelumnya.
Siswa dihadapkan pada tantangan global yang meliputi aspek sosial, ekonomi,
budaya dan teknologi yang mengitarinya.
Pembinaan kesiswaan mempunyai nilai yang strategis, di
samping sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan sumber daya manusia masa
depan, sasarannya adalah anak usia 6-18 tahun, suatu tingkat perkembangan usia
anak, dimana secara psikis dan fisik anak sedang mengalami pertumbuhan, suatu
periode usia yang ditandai dengan kondisi kejiwaan yang tidak stabil,
agresifitas yang tinggi dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan. Guna mengantisipasi kompleksitas permasalah tersebut
diperlukan pembinaan anak usia sekolah dengan profesional yang di dalamnya mengandung
berbagai nilai, seperti
a.
peningkatan mutu gizi,
b.
perilaku kehidupan beragama dan perilaku terpuji
c.
penanaman rasa cinta tanah air
d.
disiplin dan kemandirian
e.
peningkatan daya cipta, daya analisis, prakarsa dan daya
kreasi
f.
penumbuhan kesadaran akan hidup bermasyarakat
g.
serta kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga
diharapkan anak nantinya akan menjadi sosok yang siap dan tahan banting
menghadapi kompleksitas tantangan perkembangan zaman yang semakin
Maka
jelaslah bahwa manajemen kesiswaan memegang pernan penting dalam menciptakan
generasi masa depan yang berbudaya dan berilmu pengetahuan serta berbasis
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Yang Maha Pencipta.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen Peserta Didik
atau Pupil Personnel Administration adalah layanan yang memusatkan perhatian
pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas
seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individuan seperti penggembangan
keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah.
Tujuan Manajemen
Peserta Didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar
kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan
(sekolah); lebih lanjut, proses pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah)
dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi
bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Sedangkan fungsinya
adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangakan diri seoptimal mungkin,
baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi,
kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.
Adapun prinsip-prinsip
Manajemen Peserta Didik antara lain adalah penyelenggara harus mengacu pada
peraturan yang berlaku pada saat program dilaksanakan. Manajemen Peserta Didik
harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap tujuan. Segala
bentuk kegiatan haruslah mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik
peserta didik, diupayakan untuk mempersatukan peserta yang mempunyai keragaman
latar belakang dan dan punya banyak perbedaan, sebagai upaya pengaturan
terhadap pembimbingan peserta didik, mendorong dan memacu kemandirian peserta
didik, fungsional bagi kehidupan peserta didik, baik di sekolah lebih-lebih di
masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa. 2007.
Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya
Rohiat. 2009. Manajemen
Sekolah. Bandung :
PT Refika Aditama
Tim Dosen Administrasi
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia . 2009. Manajemen
Pendidikan. Bandung :
Alfabeta
Yamin, Martinis. 2007.
Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta :
Gaung Persada Press
WWW.GOOGLE.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar