A. PENDAHULUAN
Sekolah
merupakan lembaga formal yang berfungsi membantu khususnya orang tua dalam memberikan
pendidikan kepada anak-anak mereka. Sekolah memberikan pengetahuan, keterampilan, kemandirian dan sikap
kepada anak didiknya secara lengkap sesuai dengan yang mereka butuhkan. Dalam hal ini tidak hanya guru yang ikut berperan aktif
dalam tujuan pendidikan disekolah tetapi konselor juga ikut serta dalam
kegiatan pendidikan.
Dalam
proses pembelajaran siswa setiap guru mempunyai keinginan agar semua siswanya
dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. Harapan tersebut
seringkali kandas dan tidak bisa terwujud, karena banyak siswa tidak seperti
yang diharapkan. Maka sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajar. Untuk mengatasi hal
tersebut, diperlukan adanya kerjasama antara siswa, kepala sekolah, guru, guru
pembimbing (BK) dan orang tua. Dalam hal ini peran BK lebih penting karena
lebih bisa memahami keadaan diri siswa.
2. Identifikasi Masalah
Banyak
masalah yang dihadapi dalam proses belajar
dan pembelajaran terutama kesulitan belajar siswa diantaranya:
1.
Hasil belajarnya rendah, dibawah rata-rata kelas
2.
Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya.
3.
Menunjukkan sikap yang kurang wajar, suka menentang,
dusta, tidak mau menyelesaikan tugas-tugas dan sebagainya.
4.
Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti suka
membolos, suka mengganggu teman dan sebagainya.
5.
Kemampuan Rendah (slow learner)
6.
Materi belajar terlalu rendah
7.
Bakat dan minat tidak sesuai
3. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
Dari
sekian permasalahan yang ada tidak mungkin penulis dapat membahasnya secara
keseluruhan, karena mengingat kemampuan yang ada baik intelektual, biaya dan
waktu yang dimiliki penulis sangat terbatas. Maka penulis perlu memberikan
batasan-batasan masalah. Pembatasan masalah diperlukan untuk memperjelas permasalahan
yang ingin dipecahkan.
Oleh karena itu,
penulis memberikan batasan sebagai berikut :
Dari berbagai permasalahan siswa dalam belajar, maka,
bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dalam bentuk bimbingan
belajar, bimbingan sosial, bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi. Adapun
penyebab dari kesulitan belajar adalah kurangnnya motivasi belajar, kelambatan
dalam perkembangan mental, dan kurangnya perhatian pada siswa cepat belajar
(siswa cerdas).
B. PERMASALAHAN
Dalam proses pembelajaran siswa setiap guru mempunyai keinginan agar
semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. Harapan
tersebut seringkali kandas dan tidak bisa terwujud, karena banyak siswa tidak
seperti yang diharapkan. Maka sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam
belajar. Sebagai petanda bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar dapat
diketahui dari berbagai jenis masalah sebagai berikut :
1.
Hasil belajarnya rendah, dibawah rata-rata kelas
2.
Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang
dilakukannya.
3.
Menunjukkan sikap yang kurang wajar, suka menentang,
dusta, tidak mau menyelesaikan tugas-tugas dan sebagainya.
4.
Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti suka
membolos, suka mengganggu teman dan sebagainya.
5.
Kemampuan Rendah (slow learner)
6.
Materi belajar terlalu rendah
7.
Bakat dan minat tidak sesuai
B. PEMBAHASAN
Peran Bimbingan Dan Konseling Dalam
Mengatasi Masalah Belajar
Bimbingan dan Konseling
merupakan komponen pendidikan dan salah satu pendekatan untuk membantu siswa
dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi disekolah salah satunya adalah
masalah belajar.
Dari permasalahan belajar siswa, kondisi sebagaimana dikemukakan diatas,
maka bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dalam bimbingan belajar,
bimbingan sosial, bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.
v Bimbingan belajar
Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang
berhubungan dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Bimbingan ini antara lain meliputi:
1. Cara
belajar, baik secara kelompok ataupun individual
2. Cara
bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar seperti: membuat jadwal
antara belajar dengan kegiatan yang lain, mempelajari pelajaran sebelum dibahas
disekolah.
3. Efisiensi
dalam menggunakan buku-buku pelajaran, seperti: raji membaca referensi (buku,
majalah, surat kabar dan internet)
4. Cara
mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu, dengan cara seperti: berdiskusi
dengan teman atau bertanya kepada guru apabila ada materi yang kurang dipahami,
mengikuti les pelajaran diluar jam sekolah, ataupun mengikuti les privat.
5. Cara,
proses dan prosedur tentang mengikuti pelajaran, seperti: berdoa sebelum
belajar, tanamkan sikap ikhlas untuk belajar, mengikuti semua mata perlajaran
yang diprogramkan,memperhatikan dan mendengarkan guru disaat menerangkan
pelajaran dan mencatatnya, berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar
dikelas, mengerjakan tugas sesuai dengan waktunya.
6. Cara
mengatur lingkungan, seperti: menentukan rempat belajar yang tepat, menghindari
hal-hal yang mengganggu belajar, mengatur tempat belajar,mengatur bahan-bahan
belajar, mengembangkan sikap positif, memulai belajar, latihan konsentrasi,
belajar menghargai waktu.
Di samping itu
layanan bimbingan dan konseling mempunyai peranan penting untuk membantu siswa,
antara lain dalam hal:
1. Mengenal
diri sendiri dan mengerti kemungkinan adanya kejadian yang terjadi pada mereka, baik sekarang maupun yang akan datang.
2. Mengatasi
masalah pribadi yang mengganggu belajarnya. Misalnya masalah pergaulan remaja,
masalah ekonomi, masalah hubungan dengan orang tua/keluarga dan sebagainya.
v Bimbingan sosial
Dalam proses belajar dikelas siswa juga harus mampu menyesuaikan diri
dengan kehidupan kelompok. Bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk membantu
siswa dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan
masalah sosial, sehingga terciptalah suasana belajar mengajar yang kondusif.
Dengan maksud sebagai berikut:
1. Memperoleh
kelompok belajar dan bermain yang sesuai, misalnya kelompok belajar disekolah
atau klompok bermain yang seusia.
2. Membantu
memperoleh persahabatan yang sesuai, misalnya dengan melakukan pendekatan atau
pengakraban antar teman sebaya.
3. Membantu
mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah tertentu, misalnya dengan
mengadakan bimbingan kelompok didalam kelas.
v Bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah
pribadi
Bimbingan dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengatasi
masalah-masalah pribadinya, yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya. Siswa
yang mempunyai masalah dan belum dapat diatasi/ dipecahkannya, akan cenderung mengganggu
konsentrasinya dalam belajar, akibatnya prestasi belajar yang dicapai rendah.
beberapa masalah pribadi yang memerlukan bantuan konseling yaitu masalah akibat
konflik antara lain :
1. Perkembangan
intelektual dengan emosionalnya
2. Bakat
dengan aspirasi lingkungannya
3. Kehendak
siswa dengan orang tua atau lingkungannya
4. Kepentingan
siswa dengan orang tua atau lingkungannya
5. Situasi
sekolah dengan situasi lingkungan
6. Bakat
pendidikan yang kurang bermutu dengan kelemahan/keengganan mengambil pilihan.
Masalah-masalah
pribadi ini juga sering ditimbulkan oleh pergaulan remaja. Layanan bimbingan di
sekolah sangat bermanfaat, terutama membantu :
1. Menciptakan
suasana hubungan sosial yang menyenangkan
2. Menstimulasi
siswa agar mereka meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan belajar
mengajar
3. Siswa
agar dapat menciptakan atau mewujudkan pengalaman belajarnya itu penuh arti
4. Meningkatkan
motivasi belajar siswa
5. Menciptakan
dan menstimulasi tumbuhnya minat belajar.
Dari
berbagai layanan bimbingan diatas hal yang perlu diperhatikan adalah sebab tejadinya masalah belajar yang dialami siswa
disekolah antara lain:
a.
Kurangnya Motivasi
Belajar
Motivasi
merupakan unsur penting dalam kegiatan belajar dan pembelajaran, tanpa adanya
motivasi yang tinggi siswa akan mengalami kesulitan belajar karena sikap masa
bodohnya. Maka, guru pembimbing (BK) harus memberikan motivasi atau dorongan
kepada siswa untuk belajar dengan baik dan efisien, menyajikan pelajaran dengan
cara yang menyenangkan, serta merangsang motif belajar anak. Yang sebelumnya
dilakukan pengumpulan data tentang diri siswa secara lengkap. Adapun hal-hal
yang diberikan agar anak memiliki motif belajar antara lain:
1. Pemberian
informasi tentang arti belajar bagi anak dengan menjelaskan tentang manfaat
ilmu pengetahuan.
2. Pertemuan
dengan orang tua, guru dan konselor yang membahas perlunya motivasi dan
pengulangan kembali pelajaran (belajar dirumah).
3. Menempatkan
murid dalam kelompok belajar agar anak ikut aktif dan menyesuaikan diri dalam
proses belajar sehingga ada peningkatan prestasi belajar
4. Pemberian
tugas dan tanggung jawab di kelas agar anak terdorong menyelesaikan tugasnya
dengan baik dan tidak bermalas-malasan.
5. Konseling,
dengan cara mengarahkan anak secara individual, tentang cara-cara mengisi waktu
luang, seperti rekreasi menyalurkan hobi, kegiatan ekstra kurikuler yang
bermanfaat, membangkitkan gairah belajar, disiplin pribadi dalam belajar, dan
menanamkan kepercayaan pada diri sendiri. Hal ini diperlukan kerjasama dengan
anak, orang tua, guru, dan guru pembimbing.
b.
Kelambatan
Dalam Perkembangan Mental (Slow Learner)
Kemampuannya
lebih rendah bila dibandingkan dengan perkembangan rata-rata teman sebayanya.,
kecerdasan rendah (IQnya) dibawah rata-rata umum. Maka, untuk menanganinya
terlebih dahulu diperlukan pemahaman latar belakang siswa lambat belajar.
Kemudian usaha bimbingan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Diperlukan
kesabaran bagi guru/konselor, karena sifat dan tingkah laku anak selalu
menunjukkan kelambatan
2. Memberikan
informasi cara-cara belajar yang baik, baik disekolah maupun dirumah.
3. Menempatkan
siswa pada kelompok-kelompok kegiatan yang sesuai.
4. Mengadakan
pertemuan dengan orang tua, untuk konsultasi, diskusi dan usaha untuk mencari cara-cara
pemecahannya.
5. Memberikan
pengajaran perbaikan, yakni pelajaran ulangan secara khusus.
6. Menyajikan
pelajaran secara kongkrit kepada anak dengan menggunakan berbagai media
7. Memberikan
layanan konseling bila mengh kepada anak dengan menggunakan berbagai media
8. Memberikan
layanan konseling bila mengalami hambatan-hambatan emosional dan sebagainya.
9. Banyak
perhatan kepada siswa tersebut dan usaha-usaha membangkitkan motivasi
belajarnya.
c.
Bimbingan Pada
Siswa Cepat Belajar
Siswa yang memiliki IQ di atas 115, atau anak cerdas, diatas
normal. Masalah belajar yang dihadapi siswa cepat belajar, Antara lain: kurang
mendapat perhatian dan tidak adanya pengertian dari pendidik, adanya anggapan
bahwa anak cepat belajar mampu menjaga dan mengembangkan diri tanpa bimbingan
pendidik. Akibatnya:
ü Anak
akan lari dari kelompok, menyendiri, pendiam dan bersifat introfen, tindakan
ini disebut withdrawl
ü Mencari
perhatian, dengan cara setelah menyelesaikan tugas dia mengganggu
teman-temannya.
ü Berpura-pura
bodoh, kerjannya diperlambat, pasif dalam diskusi dsb.
Usaha-usaha
bimbingan pada anak cepat belajar:
Usaha percepatan, artinya adanya program
akselirasi (3 tahun menjadi 2 tahun)
Menyediakan sekolah khusus, untuk menampung
anak-anak cerdas, sehingga dapat menyalurkan kemampuannya seluas-luasnya.
Bila terpaksa campur dengan anak normal perlu diberi
kesempatan memperdalam dan memperkaya pengetahuannya dengan membaca, melakukan
percobaan-percobaan.
Menyalurkan kemampuan siswa dalam
kegiatan-kegiatan ilmiah, lomba karya ilmiah, lomba mengarang dsb.
Melibatkan siswa dalam aktivitas-aktivitas
sosial, misalnya: kelompok diskusi, seminar, pramuka, kesenian dsb.
Untuk mengurangi rasa superior, agar pemberian
tugas dari guru harus merata. Tugas untuk anak cerdas bersifat problem solving,
tugas untuk anak normal adalah tugas-tugas biasa.
Landasan Bimbingan dan Konseling
Pemberian layanan bimbingan dan konseling pada hakekatnya selalu di
didasarkan atas landasang-landasan utama dan prinsip-prinsip dasar. Hal ini
berupa keyakinan-keyakinan yang pada akhirnya dapat mewarnai seluruh kegiatan
bimbingan dan konseling. landasan-landasan itu adalah sebagai berikut:
1.
Bimbingan selalu memperhatikan perkembangan siswa
sebagai individu yang mandiri dan mempunyai potensi untuk berkembang
2.
Bimbingan berkisar pada dunia subyektif masing-masing
individu
3.
Kegiatan bimbingan dilaksanakan atas dasar kesepakatan
antara bimbingan dengan yang dibimbing
4.
Bimbingan berdasarkan pengakuan akan martabat dan
keluhuran individu yang dibimbing sebagai manusia yang mempunyai hak-hak asasi
(human rights).
5.
Bimbingan adalah suatu kegiatan yang bersifat ilmiah
yang mengintegrasikan bidang-bidang ilmu yang berkaitan dengan pemberian
bantuan psikologis
6.
Pelayanan ditujukan kepada semua siswa, tidak
hanya untuk individu yang bermasalah saja.
7.
Bimbingan merupakan suatu proses, yaitu berlangsung secara
terus menerus, berkesinambungan, berurutan dan mengikuti tahap-tahap
perkembangan anak.
Prinsip-prinsip dasar
dalam memberikan bimbingan harus berdasarkan asas-asas sbb:
Asas
kerahasiaan, Asas keterbukaan, Asas kesukarelaan, Asas kegiatan, Asas kedinamisan,
Asas keterpaduan, Asas kenormatifan, Asas Konseling, Asas alih tangan kasus,
Asas tutwuri handayani.
Kesimpulan:
Masalah
belajar dapat teratasi dengan adanya peran BK di sekolah, dengan cara
mengidentifikasi masalah, menyebutkan penyebab timbulnya masalah, dan berbagai
bimbingan yang dilakukan guru BK seperti bimbingan belajar, bimbingan sosial
dan bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi. Selain itu, masalah
belajar dapat teratasi karena adanya kerjasama dari pihak-pihak yang terkait,
seperti siswa, orang tua, kepala sekolah, dan guru.
Madiun,
24 Januari 2011
Ika Yurihatin
Membantu sekali... Trmaksih
BalasHapus